Hotel Bidakara Grand Savoy Homann

Anda ingin menikmati malam yang indah di pusat kota Bandung dengan cara yang berbeda? Kali ini kami merekomendasikan sebuah penginapan megah di kawasan jalan Asia Afrika Bandung, dialah Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, hotel bersejarah di Bandung yang satu ini menyimpan banyak sekali peristiwa bersejarah terkait diselanggarakannya Konfrensi Asia Afrika pada tahun 1955 silam.
Sejarah Savoy Homann

Savoy Homann tahun 1950an
Hotel Bidakara Grand Savoy Homann , menjadi pilihan tepat bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman tingggal dalam suasana klasik penuh sejarah. Hotel ini menjadi saksi bisu perhelatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan pada 18-24 April 1955. Kala itu, tokoh-tokoh pemimpin dunia datang ke Bandung untuk menghadiri konferensi tersebut.
Di antara mereka ada Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), dan Cho En Lai (Perdana Menteri Cina). Jika berkunjung ke Kota Bandung sekarang, Anda akan menjumpai sebuah bangunan hotel kuno di sebuah kawasan Jl Raya Asia Afrika. Yang kini bernama Hotel Bidakara GrandSavoy Homann.
Ya, di situlah para tokoh penting itu menginap saat KAA berlangsung. Sesuai namanya, pemilik penginapan ini awalnya adalah keluarga Homann. Mereka berasal dari Jerman yang pindah ke Bandung pada 1870. Saat itu, pemerintah kolonial memberlakukan hukum agraria yang mengizinkan perusahaan-perusahaan swasta ataupun perorangan untuk memiliki tanah garapan di Hindia Belanda.
Hotel Savoy Homann pada era ini masih berupa rumah bilik bambu yang dimanfaatkan untuk penginapan. Dalam catatan R Teuscher, warga Jerman yang tinggal di Jl Tamblong, pada 1874 hanya ada tujuh bangunan berdinding tembok batu di Bandung. Wajar saja, kota ini pada masa itu masih berupa een kleine berg dessa alias desa pegunungan yang mungil.

Wall of Fame dan Perabotan Makan Peserta KAA
Kala itu, penginapan ini sering digunakan para pengusaha gula dari Jawa Tengah dan Jawa Timur saat mereka mengadakan pertemuan di Bandung. Dibukanya jalur kereta api dari Batavia ke Bandung pada 1884 membawa perubahan besar terhadap kondisi sosial masyarakat di kota ini. Kehidupan pariwisata di Bandung pun semakin marak sejak itu. Seiring dengan perkembangan tersebut, penginapan Homann akhirnya berubah menjadi hotel.
Tempat ini pun kerap dibanjiri turis yang membutuhkan penginapan. Asrama opsir JepangHotel Homann semakin dipercantik dengan sentuhan arsitektur bergaya art deco yang banyak berkembang di Eropa pada 1920-an. Kesan mewah penginapan ini pun kian terpancar dengan pemberian hiasan interior, jendela kaca patri, juga penggantian mebel-mebel dan kap lampu yang semuanya berbau art deco.
Pada era ini, Hotel Homann dikelola oleh Fr JA van Es, seorang pakar perhotelan yang sebelumnya memiliki pengalaman mengelola Hotel Des Indes di Batavia. Di bawah pengelolaan Van Es, bangunan Hotel Homann diperluas dan dimodernisasi menjadi salah satu hotel paling terkemuka di Asia Tenggara. Renovasi besar-besaran yang dimulai sejak Februari 1937 ini melibatkan dua orang arsitek Belanda, yakni AF Aalbers dan R de Waal.
Perluasan bangunan dilakukan dengan mengambil tempat pada lahan pekarangan depan hotel, tepat di tepi Grote Postweg (kini Jl Asia Afrika). Tangan dingin Aalbers dan de Waal mampu menghadirkan ritme arsitektur yang elok dan megah dengan memanfaatkan garis-garis horizontal panjang yang diulang-ulang. Gedung baru yang kemudian diberi nama Savoy tersebut akhirnya rampung pada akhir 1939. Inilah cikal bakal bentuk bangunan Hotel Savoy Homann seperti yang ada sekarang.
Namun sayang, Perang Dunia II membawa kerusakan cukup parah pada bangunan hotel ini. Tamu-tamu mancanegara yang berkunjung ke tempat ini pun menurun drastis pada masa itu. Pada era pendudukan Jepang, Savoy Homann sempat menjadi asrama para opsir Jepang. Pada 1945, hotel ini diserahkan kepada Belanda dan difungsikan sebagai gedung Palang Merah Internasional.


Setahun sesudahnya, barulah Savoy Homann dikembalikan pada JA van Es. Ia mengelola hotel ini sampai wafat pada 1952. Sepeninggal Van Es, Savoy Homann dikelola oleh sang istri. Tapi, itu tidak berlangsung lama. Nyonya Van Es akhirnya menjual 60 persen saham hotel ini kepada RHM Saddak, seorang anggota DPR RI dan pengusaha yang bergerak di bidang ekspor impor di Jakarta. Di bawah pimpinan Saddak inilah Savoy Homann menjadi tempat persinggahan para tokoh penting KAA.
Kini anda dapat melihat daftar tamu KTT Asia Afrika tersebut sudah diabadikan dalam Golden Book yang sekarang disimpan dalam meja kaca dan terletak di area lobi hotel. 
Kamar-kamar yang pernah dihuni oleh Soekarno, Nehru, dan Cho En Lai ditetapkan sebagai kamar paling mewah di hotel ini dan diberi label Presidential Suite Room.
 
Tentang Hotel 
Hotel Bidakara Grand Savoy Homann dengan bangunan khas berbentuk melengkung, serta menawarkan beragam kamar yang elegan, siap menyambut kehadiran Anda untuk menginap dengan suasana klasik modern dengan tanpa melupakan unsur sejarah yang ada.



Nikmatilah kenyamanan bintang empat di kamar-kamar yang elegan dan mewah, Dengan empat type kamar yang beragam, Homann Suites Room, Junior Suite Room, Executive Room Asia Africa Wing, Executive Room Garden Wing, Deluxe Room Millenium Wing, dan Deluxe Room Tower Wing bisa Anda pilih sesuai kebutuhan. Setiap kamar nya dilengkapi dengan AC, TV satelit, , Electric Water Jug,  Hair dryer, Full Bathroom Amenities,  Rain Shower, Mini Bar, Bathup dan Living Room pada type kamar tertentu dan tentunya Free Wi-Fi Internet access. Setiap kamar dirancang dengan detail demi kenyamanan para tamu hotel dan tentunya menghadirkan nuansa klasik modern yang takkan lekang dimakan trend mode.
Homann Suites Room
Adalah type kamar paling tinggi di hotel ini, dan kamar type ini hanya tersedia tiga unit dan menjadi kamar iconic di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, karena di tiga unit kamar inilah dahulu Soekarno, Nehru, dan Cho En Lai pernah menempati kamar tersebut. Kamar dengan luas 135,40 m² ini memiliki dua kamar tidur yaitu King Size bed & Queen Size bed, dengan kamar mandi yang dilengkapi fasilitas Whirlpool dan memiliki living room, work desk, kitchen set serta mini bar dan balkon yang langsung menghadap jalan Asia Afrika. 
Kamar ini sangatlah tepat bagi Anda yang hadir sekeluarga karena memiliki two bedroom yang tentunya tidak perlu menambah kamar lagi. Terlebih fasilitas dalam type kamar ini memiliki kualitas yang mumpuni dan terbaik.
Habiskan waktu anda bersama keluarga untuk menikmati fasilitas yang disedikan Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, diantaranya, Sidewalk CafĂ©, Swimming Pool and Fitness Center, Karaoke Room, Business Centre serta Ball Room yang dapat menampung hingga 600 pax Cocktail event.  
Tak hanya itu, bagi Anda yang sedang ingin mengadakan acara meeting ataupun seminar, Hotel Bidakara Grand Savoy Homann Bandung menyediakan beragam meeting room diantaranya, Embassy Room, yang dapat menampung hingga 270 pax, Savoy Meeting Room, Asia Afrika Room, Consulate Meeting Room, dan juga Palace Meeting Room yang dapat dipilih sesuai kebutuhan acara Anda.


Add caption


Nikmati sajian kuliner khas Hotel Bidakara Grand Savoy Homann yang disajikan di Garden Restaurant yang terletak ditengah hotel menghadirkan sensasi makan di ruang terbuka yang asri menyajikan berbagai masakan lokal dan favorit Asia, serta hidangan Barat. Dengan mencicipi Sop Buntut Merah Spesial yang sudah menjadi legenda di hotel ini. Atau anda juga bisa menikmati asyiknya malam hari di Batavia Bar & Lounge yang menghadirkan live music pada hari weekend.

Datang dan rasakan menginap dalam balutan klasik modern penuh sejarah yang tak terlupakan di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, Bandung.
Hotel Bidakara Grand Savoy Homann
Jl. Asia Afrika No. 112 Bandung 40261
@ savoyhomannbdg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selaras Guest House

The Royal Surakarta Heritage

Hotel Sahid Jaya Solo